Aneka Prediksi Hasil Pilkada Aceh 2012

Sekelumitinfo besok tanggal 9 April 2012 adalah waktu pemilihan Kepala Daerah Pilkada Aceh 2012 akan digelar, Pilkada Aceh yang semula penuh dengan konflik regulasi peraturan maupun pencalonan independen sampai dengan gugat menggugat peratuturan dan pengunduran waktu yang diputuskan oleh Komite Independent Pemilihan (KIP).

Pilkada Aceh yang semula penuh dengan aura kekerasan dan konflik, akhirnya sampai sehari menjelang pelaksanaan Pemilihan Gubernur Kepala Daerah Nangroe Aceh Darussalam NAD kondisi di Aceh dikhabarkan berjalan dengan aura damai walaupun sebanyak 7930 personil sudah dipersiapkan untuk mengantisivasi peluang gangguan keamanan yang mungkin terjadi.

Sebagaiamana pada Pilkada di daerah lainnya biasanya menjelang pelaksanaan pilkada beredar banyak hasil pooling dan prediksi Hasil Perolehan Suara yang akan diperolah oleh masing masing pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur dari berbagai Lembaga Survei yang memanfaatkan Jasa Surveinya untuk meraup Rejeki dalam setiap Ajang Pilkada.

Berikut adalah Aneka Prediksi Hasil Perolehan Suara yang berhasil sekelumitinfo kumpulkan

Berbagai prediksi kemenangan yang akan diraih beragam dari berbagai lembaga survey di Indonesia seperti Lembaga Survey Indonesia (LSI) yang menyatakan hasil Pilkada di Aceh bahwa potensi kemenangan calon independen sangat kecil. Namun prediksi dari Lembaga tersebut berbeda dengan hasil Pilkada di Aceh yang memenangkan calon dari Independen di seluruh Aceh walaupun ada sebagian kabupaten Kota dimenangkan oleh calon dari Partai. Hasil ini merupakan apresiasi dari masyarakat sendiri dalam memilih pemimpin Aceh untuk masa lima Tahun mendatang karena Pilkada tersebut perdana pasca perdamaian. (AtjehLink)

Occidental Research Institute (ORI) yang dirilis 4 April 2012.memprediksi bahwa pasangan ZIKIR (Zaini-Muzakir) akan memperoleh kemenangan dalam pengumpulan suara dengan satu putaran saja.

Mengapa hasil survey ORI mengejutkan? Pertama, persepsi elit yang ahli dalam membangun persepsi sama sekali berbeda dengan hasil survey ORI. Coba saja duduk dan dengarkan apa yang diperbincangkan di warung kopi khususnya di Banda Aceh, atau perbincangan di kalangan mereka yang tersentuh media sosial pasti sangat berbeda dengan hasil yang disampaikan oleh ORI. Jadi, kandidat yang dipersepsikan menang berbeda dengan kandidat yang di survey bakal menang.

Kedua, hasil survey ORI sebelumnya justru mempublikasi bahwa kandidat lainlah yang menang. Bahkan, dalam survey berikutnya kandidat lain juga disebut masih memimpin kemenangan. Namun, begitu ditelusuri periode surveynya baru dimaklumi. Dulu, ternyata belum termasuk kandidat gubernur dari Partai Aceh ke dalam survey. Jadi, bisa dimaklumi.

Apa yang bisa dibaca secara politik? Ternyata, publik Aceh sangat dinamis. Di pilkada dengan waktu terpanjang akibat jadwal yang berubah-rubah seperti memberi kesempatan kepada pemilih untuk lebih mendalami semua calon dan sekaligus memperbaiki faktor-faktor pertimbangan dalam menentukan pemilihan kandidat, khususnya kandidat gubernur Aceh.

Barangkali, faktor sudah banyak terkurasnya dana beberapa kandidat gubernur yang sudah berkerja dari awal membuat sebahagian masyarakat berpikir bahwa gubernur ke depan akan “rawan” terjebak dalam praktek KKN. Mengaju pada kajian, analisis, dan temuan berbagai lembaga anti korupsi memang politik biaya tinggi menjadi penyebab banyaknya kepala daerah yang terkena dakwaan tindak pidana korupsi. Mungkin, ini menjadi salah satu sebab mengapa memilih kandidat yang mendaftar terakhir, yakni ZIKIR. Otomatis ZIKIR menjadi kandidat yang paling minim mengeluarkan biaya politik di Pilkada Aceh. (AtjehPost)